Ketika kita berpikir tentang kasih Allah, kadang-kadang sulit untuk percaya bahwa Allah benar-benar mengasihi umatNya seperti yang Dia katakan. Salah satu alasannya adalah ketika kita berpikir tentang kasih manusia, kasih ini biasanya berdasarkan prestasi dan layak tidaknya. Tetapi kita harus ingat bahwa kasih Allah kepada kita bukan berdasarkan hal ini (prestasi dan layak/tidaknya).
Mengapa Allah memilih saudara? Mengapa Allah memanggil saudara? Mengapa saudara menjadi ahliwarisNya? Mengapa Allah mendekati saudara dengan kuasaNya yang besar? Karena Dia mengasihi saudara. Kasih Allah yang memulai semua ini. Mengapa Allah mendekatkan kita kepadaNya, supaya kita bersama Dia selamanya dan mengenalNya dengan lebih mendalam? Karena Dia mengasihi kita. Mengapa Dia beserta kita dan tidak pernah meninggalkan kita? Dan masih bekerja dalam diri kita hari ini? Karena Dia mengasihi kita. Dia mau supaya dalam pengalaman kita, kita mengerti panjangnya, lebarnya dan dalamnya (kasih Allah) dan mengenal kasih Kristus, dan dipenuhi oleh kesempurnaan Allah. Mengenal kasih Allah akan menimbulkan pertanyaan berikut ini: Mengapa Dia mengasihi kita? Mengapa Dia mau mengasihi kita? Mari kita jadikan ini pertanyaan pribadi karena masalah ini adalah masalah yang sangat pribadi. Allah menyelamatkan manusia secara individu. Mengapa Dia mengasihi saya? Saya ini kacau orangnya. Saya bukan ahliwaris yang baik. Mengapa Allah mengasihi saya? Saudara tahu apa yang Alkitab katakan? “Aku mengasihimu karena Aku mengasihimu” “Itu sebabnya Aku mengasihimu” “Aku mengasihimu karena Aku mengasihimu” Saudara, saya bertahu ya saudara harus sangat hati-hati, jangan sampai saudara bergumul seperti saya. Yaitu kita harus berhati-hati untuk tidak menyamakan kasih Allah dengan kasih manusia yang kita alami didunia ini, dan berpikir bahwa kasih Allah juga seperti itu. Karena hampir semua yang saudara dan saya alami didunia ini, yang kita sebut kasih, adalah berdasarkan prestasi. Dengan kata lain, di dunia ini – bahkan dalam lingkungan (gereja) ini, karena kita masih belajar dan bertumbuh – didunia ini, alasan mengapa kita mengasihi seseorang adalah karena memang ada sesuatu diorang tersebut yang layak dikasihi. Bahkan dalam hal hubungan antara manusia, saudara lihatkan, pergumulan didalam gereja kita? Ya, kita saling mengasihi. Kemudian ada terjadi masalah dan kita menjadi tersinggung. Nah sekarang … Hmmm, rasa kasih sudah berkurang. Kita tidak boleh memakai definisi dan pengalaman kasih kita dan menyamakannya dengan kasih Allah dan kemudai mulai bertanya-tanya: Mengapa Engkau mengasihi saya? Ini akan membuat saudara berubah. Saudara akan seperti berlari di treadmill. Saudara mulai berlari sekuat tenaga karena saudara mencoba untuk menjadikan diri saudara layak akan kasih Allah yang telah diberikan secara bebas. Kita tidak bisa menjadikan diri kita layak akan kasih Allah. Semuanya diberikan secara bebas. Allah itu Kasih. Dan Dia membawa kasih itu – ini dia yang luar biasa – Dia berikan kasih itu keindividu-individu. Dia sudah mengenal individu-individu ini dari awal, mengenal dari semula, dan menakdirkan mereka, dan kemudian menebus mereka dan memanggil mereka. Apa sebenarnya tujuanNya? Karena Allah ingin kita mengenal Dia Itu sebabnya. Ketika saudara mengasihi seseorang, saudara berharap mereka mendapatkan yang terbaik. Dan saya mau saudara mengerti: Yang paling baik dan terbaik adalah Allah sendiri. Bukannya: apa yang Allah bisa berikan untuk saya, tetapi Allah memberikan DiriNya sendiri untuk saudara. Kasih Allah kepada saudara bukan berdasarkan prestasi. Allah sudah mengenal kita sebelum langit dan bumi dijadikan. Ini yang saya suka. Saudara tahu kenapa? Karena berarti Allah mengenal kita sebelum kita berbuat kebaikan atau kejahatan. “Orang ini, Aku kasihi” Mengapa saya suka sekali? Karena saya sudah berbuat banyak sekali kejahatan dan Kristus menebus saya dari semua ini. Ketika saya, seorang Kristen yang lahir baru, masih bergumul Allah tidak mengambil balik kasihNya dari saya. KasihNya bukan diberikan kepada saya karena prestasi saya dan kasihNya tidak akan berkurang karena prestasi saya juga. KasihNya selalu penuh, sempurna. Kasih inilah yang memulai segalanya dan kasihNya juga yang akan membawa sampai pada akhirnya. Inilah sebabnya mengapa Dia mendekatkan kita kepadaNya karena Dia mau supaya kita mengenal Dia, Allah yang penuh kasih. Cuplikan ini diambil dari kotbah lengkap “Mengenal Allah Doktrin” oleh Jesse Barrington dari Fellowship Conference 2021